Dari Rumah Allah Sendiri

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 10 Maret 2024 | 1Ptr. 4:17-19

”Sebab, telah tiba saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimana pula kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Jika orang benar pun hampir-hampir tidak diselamatkan, apa yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa? Karena itu, baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan dirinya kepada Pencipta yang setia, sambil terus berbuat baik.”

Pertanyaan Petrus ini menarik diperhatikan bahwa penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Sebenarnya ini merupakan hal yang lumrah dan masuk akal. Mengapa dimulai dari rumah Allah? Sebab, anggota-anggota rumah Allah semestinya telah bersikap, berpikir, dan bertindak selaku anggota rumah Allah. Aneh rasanya, terkesan absurd, jika anggota rumah Allah malah hidup seperti orang yang berada di luar rumah.

Dengan demikian, anggota-anggota rumah Allah tidak serta-merta bebas dari hukuman. Mereka juga harus menghadap takhta pengadilan Allah. Namun, selama mereka menjalani hidup sebagai anggota rumah Allah, dalam anugerah Allah, mereka pun akan beroleh hidup yang kekal.

Bagian ini semestinya juga menjadi keprihatinan anggota rumah Allah akan nasib orang-orang yang hidup di luar rumah Allah. Nah, pemberitaan Injil menjadi keniscayaan. Agar mereka juga berkesempatan mendengarkan kasih Allah, sehingga mereka pun boleh masuk ke dalam rumah Allah.

Dan cara penginjilan paling efektif adalah kesaksian hidup, yaitu tatkala mereka boleh menyaksikan bagaimana orang Kristen menanggapi penderitaan hidupnya. Apakah orang Kristen menanggapinya dengan mengeluh atau bersukacita? Enggan atau suka berbuat baik?

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Aaron Burden