Dilapisi Emas
Sabda-Mu Abadi | 11 Oktober 2024 | Kel. 37:1-9
”Bezale’el membuat tabut itu dari kayu akasia, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya, dan satu setengah hasta tingginya. Tabut itu dilapisinya dengan emas murni dari dalam dan dari luar, dan bingkai emas dibuat di sekelilingnya. Empat gelang dari emas tuangan dibuat untuk tabut itu pada keempat kakinya, dua gelang pada sisi yang satu dan dua gelang pada sisi lainnya. Ia membuat kayu pengusung dari kayu akasia dan melapisinya dengan emas. Kayu pengusung itu dimasukkan ke dalam gelang pada sisi tabut itu, supaya tabut dapat diangkut” (Kel. 37:1-5).
Bahan dasar tabut itu, juga alat pengusungnya, adalah kayu akasia. Kemungkinan besar itulah jenis kayu lokal terbaik saat itu. Keseluruhan tabut itu, dari dalam dan dari luar—dilapisi emas. Sedangkan tutup seluruhnya terbuat dari emas tuangan.
Berkait tabut, menarik diperhatikan, bagian luar dan dalam dilapisi emas. Meski bagian dalam hanya dilihat segelintir orang saja, namun bagian dalamnya juga dilapisi emas. Sepertinya Allah hendak menyatakan bahwa Ia bukanlah Pribadi yang gemar pencitraan—baik di luar, namun buruk di dalam. Allah adalah Pribadi yang berintegritas.
Sejatinya, ini jugalah panggilan umat Allah. Tak hanya baik di luar, tetapi juga baik di dalam. Kebaikan yang tampak di luar sesungguhnya merupakan pancaran kebaikan yang terdapat di dalam hati.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: