Doa

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 26 Mei 2023 | 1Tim. 2:1-4

”Karena itu, pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.”

Paulus menasihati Timotius, sebagai pemimpin jemaat, agar berdoa bagi semua orang. Alasannya sederhana karena keselamatan itu memang untuk semua orang.

Berdoa berarti mengharapkan yang terbaik bagi orang-orang yang kita doakan. Sehingga, berdoa buat orang lain memang tak boleh sambil lalu dan tanpa perhatian. Berdoa bagi orang lain berarti pula meletakkan hati dan pikiran kita pada pergumulan orang tersebut. Paulus punya frasa yang baik berkait ini: ”Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Rm. 12:15). Tanpa itu, doa bagi orang lain pastilah terasa kosong bagi yang berdoa, dan membuat dia malu sendiri.

Dengan sengaja Paulus menekankan pentingnya berdoa bagi pemerintah dan pejabat. Sebab pada pundak merekalah sedikit banyak nasib suatu negara ditentukan. Sebagai pemimpin tentu mereka punya pergumulan, terutama pergumulan agar tidak dikuasai oleh kekuasaan yang cenderung korup. Bagaimana pun, jika negara dalam keadaan baik, masyarakat akan mengalami kesejahteraan.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Chris Liu