Guru-guru Palsu

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 1 April 2024 | 2Ptr. 2:1

”Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”

Bagi Petrus, guru-guru palsu bukanlah sesuatu yang aneh. Bahkan terkesan wajar. Mengapa? Pertama, kisah tentang penyelamatan Allah atas manusia dalam kematian dan kebangkitan Yesus Orang Nazaret bukanlah kisah yang masuk akal dalam pemahaman manusia. Bagaimana mungkin Allah menjadi manusia? Kalau Dia adalah Allah, kok bisa mati?

Bagi mereka kebangkitan Yesus dari antara orang mati merupakan halusinasi para murid yang sudah kadung percaya. Mereka lebih percaya bahwa para murid telah mencuri jazad Yesus dari dalam kubur. Dan karena itu, mereka menyangkalnya.

Kedua, bisa jadi mereka tak rela jika Yesus Orang Nazaret—yang sungguh-sungguh manusia itu—menjadi Tuhan mereka. Dalam bayangan mereka, itu berarti mereka harus tunduk kepada manusia. Mungkin mereka menganggapnya sebagai perbudakan gaya baru. Dan karena itu, mereka menolaknya.

Ketiga, mereka menjadi guru palsu untuk meneguhkan kepercayaan mereka sendiri. Mereka tidak menerima kebenaran Allah, tetapi kebenaran diri sendiri dan butuh penguatan dari orang-orang yang sepemahaman dengan mereka.

Apa pun itu, menurut Petrus, mereka telah mendatangkan kebinasaan atas diri mereka sendiri.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio;

Foto: Unsplash/Markus S.