Hamba Tuhan

Sabda-Mu Abadi | 2 Oktober 2025 | Mat. 12:15-21
”Yesus mengetahui hal itu lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Dia dan Ia menyembuhkan mereka semua. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya digenapi firman yang disampaikan melalui Nabi Yesaya, ’Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan menyatakan keadilan kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan keadilan itu menang. Pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.’”
Sepertinya Yesus memahami tak ada gunanya tetap bertahan di tempat itu. Namun, ke mana pun Ia pergi, banyak orang mengikuti dan banyak pula yang disembuhkannya. Berkait penyembuhan, Sang Guru menasihati mereka agar merahasiakannya.
Berkenaan dengan nasihat, penulis Injil Matius sepertinya merasa perlu mengutip nubuat Kitab Yesaya mengenai Hamba Tuhan. Bahkan, menyatakan bahwa nubuat itu telah digenapi dalam diri Yesus Orang Nazaret.
Berkait penyembuhan, Sang Guru, sebagaimana nubuat itu, memang tidak berteriak. Ia juga tidak gembar-gembor. Sang Guru tidak merasa perlu mengiklankan dirinya.
Tak hanya itu, Yesus juga sabar terhadap kelemahan orang lain. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Buluh yang terkulai tak akan dipatahkan-Nya pelita yang redup tidak akan dipadamkan-Nya.” Batang yang layu—selama masih berhubungan dengan tanaman induk memang tidak pernah mati. Masih bisa dirawat. Malah bisa segar lagi. Juga pelita yang hampir redup, karena tertiup angin, tidak dibiarkannya mati. Ini cuma perkara waktu.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!