Hati Nurani

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 25 Mei 2023 | 1Tim. 1:19-20

”Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya mereka jera menghujat.”

Hati nurani yang murni. Itulah yang menjadi alat Timotius dalam menjalani panggilannya sebagai pemimpin jemaat. Ketetapan Jemaat dengan nubuat berkait kepemimpinan Timotius sungguh merupakan modal utama dalam pelayanan. Itu semacam SK (Surat Keputusan). Namun, semuanya itu perlu dijalani dengan hati nurani yang murni. Tanpa itu, pelayanan pasti tidak akan berlangsung sesuai kehendak Allah.

Lalu, seperti apakah hati nurani yang murni itu? Apakah semua hati nurani manusia itu memang murni? Sepertinya hati nurani yang murni adalah hati yang selalu siap untuk dibersihkan Allah. Ini masalah kerelaan. Manusia pasti punya keinginan dan pendapat baik. Itu hal yang baik. Namun, penting bagi manusia untuk menyesuaikan keinginan atau pendapatnya sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain ada kesediaan untuk distandardisasi. Dan standarnya adalah Allah sendiri.

Agaknya Himeneus dan Aleksander telah mengambil jalannya sendiri. Bisa jadi mereka hanya menggugu kehendak mereka sendiri. Dan karena itulah mereka dikucilkan dari jemaat. Frasa ”diserahkan kepada Iblis” artinya dikeluarkan dari jemaat.

Manusia memang punya kehendak bebas. Dan pendapat kita sering kali juga baik, benar, dan tepat. Namun, apakah kita mau menyesuaikannya dengan kehendak Allah?

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Neom