Heran, Bersukacitalah, dan Berbahagialah

Sabda-Mu Abadi | 8 Maret 2024 | 1Ptr. 4:12-14
”Saudara-saudara yang terkasih, janganlah heran akan nyala derita yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika kamu dihina karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.”
Penderitaan merupakan hal lumrah dalam hidup manusia, juga orang Kristen. Penderitaan bukanlah hal yang mengherankan. Misalnya, derita sakit bersalin atau sulitnya mencari pekerjaan. Dan Petrus menasihati pembaca suratnya untuk tidak mengeluh. Ya, karena penderitaan memang merupakan hal yang biasa.
Menariknya, Petrus mengajak pembacanya bersukacita kalau mereka dilibatkan dalam penderitaan Kristus. Kenyataan itu semestinya membuat mereka bergembira karena dianggap layak menderita. Sebab, penderitaan itu sendiri bukan untuk selama-lamanya. Penderitaan itu ada batasnya. Dan batasnya adalah ketika Kristus datang dalam kemuliaan-Nya.
Bahkan, dihina karena nama Kristus semestinya lebih membuat bahagia karena Roh Kemuliaan ada pada mereka. Karena Roh Allah ada pada mereka, maka mereka dihina. Ya, inilah yang semestinya membuat setiap Kristen bergembira—saat boleh menderita sebagai Kristen.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Francisco T. Santos