Hidup dalam Ketakutan
Sabda-Mu Abadi | 7 Februari 2024 | 1Ptr. 1:17
”Jika kamu menyebut Dia Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.”
Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Petrus menasihatkan pembaca suratnya hidup dalam ketakutan? Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: “Kalian menyebut Allah itu Bapa pada waktu kalian berdoa kepada-Nya. Nah, Allah itulah yang menghakimi manusia setimpal dengan perbuatan masing-masing tanpa pandang bulu. Sebab itu selama kalian masih ada di dunia ini, hendaklah kalian mengagungkan Allah dalam hidupmu.”
Frasa ”hidup dalam ketakutan” bisa dipahami sebagai ”mengagungkan Allah dalam hidup kita”. Mengagungkan menjadi keniscayaan karena, pertama, kita menyebut Allah itu sebagai Bapa dalam doa-doa kita. Bagaimana mungkin ada anak yang tidak mengagungkan bapaknya?
Kedua, karena Allah itu sejatinya adalah Hakim. Bapa tentulah punya standar. Dan hidup sebagai anak Bapa berarti hidup dalam standar Bapa. Tidak hidup dalam standar Bapa atau menolak standar Bapa merupakan hal yang aneh.
Ya, panggilan kita—anak-anak Allah—adalah hidup menurut kehendak Allah. Menjadi penting bagi kita untuk menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Allah. Sebab, sekali lagi, karena Ia Bapa kita.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unplash/Neom