Hosana

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 11 Februari 2025 | Mrk. 11:8-11

”Hosana! diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, terpujilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud, hosana di tempat yang mahatinggi!” (Mrk. 11:9-10).

Bak pahlawan Yesus memasuki Yerusalem. Banyak orang antusias menyambut-Nya. Lambaian ranting hijau, hamparan jubah, dan seruan orang mengiringi kedatangan-Nya. Gema sorai pun tak henti. Hosana merupakan aliterasi dari bahasa Ibrani yang berarti selamatkan kami. Dalam seruan itu tersirat harap: Yesus menyelamatkan Israel dari belenggu Roma.

Yesus tidak menampilkan wajah garang. Di wajah-Nya, tak tampak seringai kebengisan. Yang ada hanyalah paras lemah lembut. Meski demikian, banyak orang mengelu-elukan-Nya. Mengapa?

Pada umumnya orang memang lebih suka damai ketimbang perang. Rakyat agaknya lebih suka pemimpin yang lemah lembut ketimbang yang gemar menindas. Rakyat memang mendambakan pemimpin tulus. Pemimpin yang tidak menjadikan bawahannya sebagai sapi perah, melainkan rekan sekerja. Pada peristiwa ini terwujudlah khotbah di bukit: ”Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.”

Yesus, Anak Daud, adalah dambaan Israel. Dialah pemimpin “yang datang dalam nama Tuhan”. Artinya, kepemimpinan-Nya tidak berasal dari diri-Nya sendiri, melainkan dari Tuhan. Dan yang berusaha menjalankan kehendak Tuhan itu dalam diri-Nya sendiri.

Itu jugalah yang dilakukan Yesus. Sesampai di Yerusalem, Ia langsung menuju Bait Allah, rumah-Nya sendiri. Penulis Injil Markus menambahkan catatan: ”meninjau semuanya”. Kita tidak terlalu tahu maksud frasa ini. Bisa jadi itulah persiapan terakhir bagi Dia untuk menuntaskan misi-Nya di dunia: mati di Yerusalem.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Skyler Smith

n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!