Hukum Taurat

Sabda-Mu Abadi | 20 Mei 2023 | 1Tim. 1:8-11
”Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan tidak taat, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang tidak peduli agama dan tidak suci, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan laki-laki yang bersetubuh dengan sesama jenisnya, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang yang bersumpah palsu dan segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan terpuji, seperti yang telah dipercayakan kepadaku.”
Berkait hukum Taurat, Paulus menjelaskan posisinya. Bagi Paulus, hukum Taurat menyatakan dengan jelas keberdosaan manusia. Melalui hukum Taurat orang bercermin dan menerima kesalahannya. Serangkaian aturan itu hanya menegaskan bahwa manusia tak mungkin dapat melepaskan diri dari segala kejahatannya. Yang salah akan semakin salah.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Kita tahu bahwa hukum agama adalah baik, kalau digunakan sebagaimana mestinya. Tentunya harus diingat bahwa hukum dibuat bukan terhadap orang baik….”
Ya, hukum apa pun memang mengatur agar orang tidak berbuat jahat. Dan berhenti sampai di situ saja. Orang tidak berbuat jahat karena takut dihukum.
Nah, yang kerap terjadi, orang malah menyiasati aturan agar lolos dari hukuman meski melanggar hukum. Bahkan ada ungkapan ”hukum ada untuk dilanggar”. Dan inilah sisi negatif dari hukum.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Brian A. Jackson