Iman dan Perbuatan

Sabda-Mu Abadi | 20 Desember 2023 | Yak. 2:14-17
”Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata, ’Selamat jalan, kenakanlah pakaian hangat dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?” (Yak. 2:15-16).
Demikianlah contoh konkret yang diajukan Yakobus saat menekankan pentingnya perbuatan yang berdasarkan iman. Ya, apa artinya kata-kata tanpa perbuatan. Bagi yang tak punya makanan dan kekurangan makanan, tentulah sangat menyakitkan, bisa jadi malah membuat mereka marah.
Menarik disimak bahwa apa yang menjadi contoh Yakobus memang kebutuhan primer, kebutuhan yang mesti dipenuhi manusia agar bisa hidup normal. Ini memang kebutuhan, dan bukan keinginan. Dan berkait kebutuhan sehari-hari yang mesti ada ini, Yakobus mengajak pembaca suratnya untuk tidak menutup mata. Mereka harus melakukan sesuatu.
Iman harus dilanjutkan dengan perbuatan. Dengan kata lain, perbuatan merupakan bukti konkret iman. Perbuatan tanpa iman tak beda dengan humanisme belaka. Iman tanpa perbuatan, menurut Yakobus, iman itu pada hakikatnya mati.
Itu berarti ada panggilan untuk terus membuat iman itu hidup. Caranya bukan dengan mengobral kata-kata, tetapi dengan berkarya bagi orang lain. Dengan cara begitulah iman kita akan terus bertumbuh.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Kyle C.