Imanuel

Sabda-Mu Abadi | 7 Juni 2025 | Mat. 1:22-23
”Semuanya itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi, ’Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’ (Yang berarti: Allah menyertai kita).”
Imanuel bukan kata biasa. Artinya: Allah menyertai kita. Kata ini pertama kali muncul dalam Kitab Yesaya. Konteksnya: ketika Raja Ahas dan seluruh Yehuda gentar akibat pengepungan kolaborasi dua kerajaan, Siria dan Israel Utara.
Pada waktu itu Yesaya menyatakan bahwa Allah siap menyelamatkan. Untuk itu dia menyilakan Ahas meminta tanda dari Allah. Namun, Ahas sendiri menolak dengan alasan tak mau mencobai Allah. Akhirnya, Yesaya menyatakan: ”Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, perempuan muda itu mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, serta menamainya Imanuel” (Yes. 7:14).
Menariknya, ayat yang sama itu dipakai malaikat Tuhan untuk menguatkan Yusuf yang sedang gamang akan perihal pertunangannya dengan Maria. Namun, ada perbedaan redaksional. Jika dalam Kitab Yesaya tertera: ”ia akan menamakan Dia Imanuel”, dalam Injil Matius tertera: ”mereka akan menamakan Dia Imanuel”.
Memercayai bahwa Allah itu menyertai—tidak meninggalkan, apa lagi menanggalkan kita—akan membuat kita mampu mengelola rasa takut. Itu jugalah yang dinyatakan Fanny Crosby dalam syairnya: ”Di Jalanku ’ku diiring oleh Yesus Tuhanku. Apakah yang kurang lagi jika Dia panduku?” (Kidung Jemaat 408:1) Ya, apa lagi yang kurang jika Allah menyertai.
Kepercayaan macam begini bisa membuat orang lain akhirnya menyebut Yesus Orang Nazaret sebagai wujud Allah yang menyertai manusia. Ketika kita tidak takut, mungkin saja orang lain akan menamakan Yesus Imanuel.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!