Janda dan Anak Yatim

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 5 Agustus 2024 | Kel. 22:22-24

”Seorang janda atau anak yatim jangan kamu tindas. Jika engkau sampai menindas mereka ini, dan mereka menjerit kepadaku, pasti Aku akan mendengarkan jeritan mereka. Murka-Ku akan menyala-nyala dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga istrimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.”

Dalam budaya patriarki, posisi janda dan anak yatim sungguh rentan. Bisa dikatakan mereka tak lagi memiliki pelindung. Oleh karena itu, Allah bersedia melindungi mereka. Sebab, mereka adalah umat Allah juga. Mereka adalah milik Allah.

Persoalannya, dalam budaya patriarki pada massa itu, para perempuan tidak punya suara dalam masyarakat. Mereka tidak dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan di pintu-pintu gerbang ketika para laki-laki mengambil keputusan berkait dengan persoalan-persoalan dalam masyarakat. Ketiadaan suara itulah yang menjadi alasan bagi setiap orang untuk tidak menindas janda dan anak-anaknya.

Logikanya sederhana: Ketiadaan suara para janda bisa diartikan bahwa mereka memercayakan suara mereka kepada para laki-laki. Mereka menggantungkan hidup mereka sepenuhnya kepada orang-orang yang punya suara. Karena itu, yang punya suara harus sungguh-sungguh memperhitungkan nasib mereka. Menindas mereka karena tak punya suara adalah tindakan amoral.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Meghan H.