Jangan Menghakimi

Sabda-Mu Abadi | 15 Agustus 2025 | Mat. 7:1-5
”Janganlah menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapa engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan serpihan kayu itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, setelah itu engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan serpihan kayu itu dari mata saudaramu.”
Mengapa orang menghakimi? Kemungkinan besar ia memiliki standar. Apa saja yang tidak memenuhi standar akan menjadi sasaran penghakimannya. Bisa jadi karena dengan begitu ia merasa lebih baik dari orang lain. Dan memang banyak orang ingin tampak lebih baik dari yang lainnya.
Sang Guru melarang penghakiman karena ukuran dari penghakiman akan berbalik kembali kepada orang tersebut. Dan yang melakukannya adalah Allah sendiri. Mengapa? Sebab Hakim yang Agung itu tidak akan membiarkan penghakiman terjadi di bawah mata-Nya. Allah, Sang Hakim Agung, akan menghakimi orang yang telah menghakimi orang lain. Pada titik ini Allah menjadi pembela orang yang terhakimi. Kenyataan ini semestinya mendorong kita untuk tidak membalas penghakiman yang menimpa atas diri kita.
Sejatinya penghakiman merupakan hal yang absurd. Biasanya orang yang menghakimi malah melihat serpihan kayu di mata saudaranya, tetapi tidak melihat balok yang ada dalam matanya sendiri. Ini sungguh aneh. Sesungguhnya ia tak mungkin melihat serpihan kayu yang jauh di sana selama masih ada balok dalam matanya.
Kenyataan ini selayaknya menolong kita untuk tidak terlalu ambil pusing dengan penghakiman yang menimpa kita. Marah, bahkan membalas dengan penghakiman, merupakan tindakan yang sama absurdnya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
Foto: keuskupanbogor
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!