Janganlah

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 12 September 2025 | Mat. 10:9-10

”Janganlah membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah membawa kantong perbekalan dalam perjalanan, janganlah membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat nafkahnya.”

Terkesan ekstrem, namun itulah nasihat Yesus kepada para utusan-Nya. Mereka tidak boleh membawa emas, perak, atau tembaga sebagai pegangan, apalagi modal. Mengapa?

Sepertinya Sang Guru hendak menekankan kepada para murid-Nya agar mereka semua mengandalkan diri mereka hanya kepada Allah yang telah mengutus mereka. Jika mereka menghendaki rasa aman, rasa aman itu tidak boleh dihasilkan dari apa pun kecuali Allah sendiri.

Lebih ekstrem lagi, mereka juga tak boleh membawa kebutuhan primer seperti makanan dan pakaian. Agaknya Sang Guru hendak menekankan pentingnya untuk tidak merepotkan diri dengan bawaan. Bawaan yang berat hanya akan membuat mereka tidak leluasa menjalankan tugas perutusannya.

Alasan lainnya, ini prinsip Yesus, setiap pekerja patut mendapat upahnya. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Sebab orang yang bekerja, sudah seharusnya dijamin kebutuhannya.” Siapa yang menjamin? Tentu Allah sendiri melalui orang-orang yang mendapatkan pelayanan tersebut.

Lalu, apakah pedoman praktis bagi kita, orang-orang percaya abad ke-21? Sebagai utusan Allah kita dipanggil untuk percaya penuh kepada Allah Sang Pengutus. Sebagai komunitas yang menerima pelayanan para utusan itu, kita dipanggil untuk menjamin kebutusan hidup mereka. Karena itulah, di beberapa gereja tidak ada istilah ”gaji” untuk para pendetanya, tetapi ”biaya hidup pendeta”.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: sangsabda

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!