Jika Tuhan Menghendakinya

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 14 Januari 2024 | Yak. 4:13-16

”Jadi, sekarang, hai kamu yang berkata, ’Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung’, sedangkan kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata, ’Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.’ Tetapi sekarang kalian sombong dan membual. Semua bualan seperti itu salah.”

Yakobus memperlihatkan betapa penting bagi setiap orang percaya tidak mengandalkan dirinya sendiri. Tentu, setiap orang punya kehendak dan kemampuan untuk mewujudkannya. Namun, yang tak boleh dilupakan adalah Allah tetaplah yang mengizinkan sesuatu terjadi dalam diri kita. Sehingga, menjadi penting bagi kita untuk tetap mengandalkan Allah.

Frasa ”jika Tuhan menghendakinya” menegaskan bahwa semua yang terjadi di dunia ini dalam perkenanan-Nya saja. Karena itu, penting bagi manusia untuk terus menyesuaikan kehendaknya dengan kehendak Allah. Manusia memang punya keinginan, tetapi dia juga perlu berkomunikasi dengan Allah. Dia harus membuka dirinya pada koreksi Allah agar hanya kehendak Allahlah yang terjadi.

Yang tidak boleh dilupa, semurni-murninya hati nurani, tetap saja bisa salah atau tak sesuai dengan kehendak Allah. Padahal kita mengakui bahwa Ia adalah Tuhan. Sehingga, sekali lagi, kita perlu tunduk pada kehendak-Nya. Sekali lagi karena Allah adalah Tuhan; dan kita adalah hamba-Nya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

https://open.spotify.com/episode/07X9opZpmEv5OOm7jXDpsX?si=eTJLTKrkRdyFQiTuSUp86w

Foto: Unsplash/D. Hudson