Karena itu,
Sabda-Mu Abadi | 2 April 2023 | Rm. 12:1-2
”Karena itu, Saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: Itulah ibadahmu yang sejati.”
Demikianlah cara Paulus membuka Roma 12. Sejatinya, Kitab Roma bisa dibagi dalam dua bagian besar: Roma 1–11 merupakan dogma, Roma 12–16 merupakan praktika. Jika Roma 1–11 merupakan pedoman imaniah, Roma 12–16 merupakan petunjuk praktis.
Dalam Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Saudara-saudara! Allah sangat baik kepada kita. Karena itu, saya minta dengan sangat, supaya kalian hidup untuk Allah dan menyenangkan hati-Nya. Jika kalian hidup seperti itu, berarti kalian memberikan diri kalian kepada Allah seperti kurban yang dipersembahkan khusus untuk Allah.”
Karena Allah sudah sangat baik kepada kita, Paulus mengajak warga jemaat Roma, dan juga kita orang percaya abad ke-21 untuk hidup untuk Allah; dan itu berarti menyenangkan hati-Nya. Mengapa? Karena Allah telah menyerahkan hidup-Nya bagi kita. Dan ini keniscayaan.
Konkretnya? Berubahlah oleh pembaruan budimu…. Kata ”berubah” mengindikasikan kecenderungan manusia untuk bersifat statis; tidak berubah. Biasanya, manusia memang enggan berubah dan acap mempertahankan status quo. Namun demikian, Paulus menasihati: ”janganlah menjadi serupa dengan dunia ini!”
Dan tidak asal berubah. Berubahlah oleh pembaruan budi. Perubahan yang dimaksud bukan tanpa dasar.
Dan dasarnya ialah pembaruan budi. Bukan pembaruan budi orang lain, tapi pembaruan budi kita sendiri (umat). Budi yang diperbarui (renewing of minds). Budi di sini dapat juga diartikan sebagai akal-budi; nalar-hati; atau nalar-rasa. Ada kaitan antara pikiran dan perasaan. Budi sendiri melingkupi keutuhan manusia, yakni: apa yang dia pikir, rasa, dan tindak!
Ini bukan persoalan gampang. Pada titik ini kita perlu pertolongan Yang Di Atas. Dalam Alkitab BMIK dinyatakan: ”Biarkan Allah membuat pribadimu menjadi baru, supaya kalian berubah.” Perubahan itu bukanlah sesuatu yang kita bisa lakukan sendirian. Allah dan manusia bekerja sama dalam hal ini. Perubahan hanya akan terjadi, jika kita mau diubah oleh Allah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Javardh