Kata-kata

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 29 Juli 2025 | Mat. 6:7-8

”Lagi pula, ketika kamu berdoa, janganlah bertele-tele seperti kebiasaan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa dengan banyaknya kata-kata, doanya akan dikabulkan. Jadi, janganlah seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.”

Dalam buku Lebih dari Burung Pipit, Leo J. Trese menulis: ”Dalam kehidupan suami istri yang telah melewati masa cemerlang dari awal perkawinan mereka, mereka tidak lagi mengucapkan kata-kata cinta satu sama lain. Itu tidak berarti bahwa cinta mereka telah berkurang. Hal itu hanya berarti bahwa semakin yakin seseorang akan cinta pasangannya terhadapnya, semakin kurang dirasakan kebutuhan untuk mengungkapkan cinta itu dalam kata-kata.”

Demikian pula dengan doa. Kata-kata memang penting dalam sebuah doa. Namun, banyaknya kata yang terucap malah mengurangi bobot kata itu sendiri. Bahkan, kita sering terjebak untuk merangkai kata-kata indah dalam sebuah doa. Sesungguhnya, doa memang bukan sekadar kata. Sebagaimana sepasang suami istri yang meyakini bahwa pasangannya itu sangat mengasihinya tanpa perlu mengucapkannya.

Kata-kata yang terucap acap merupakan produk akal budi ketimbang hati kita. Padahal, doa bukanlah produk pikiran semata. Perasaan juga harus mendapatkan tempatnya dalam sebuah doa. Sebab doa, sejatinya merupakan hubungan antara dua pribadi: manusia dan Allah. Tidak hanya hubungan di antara dua otak, tetapi lebih dari itu doa merupakan hubungan dua hati.

Itu jugalah yang ditekankan Sang Guru: Allah Bapa sungguh-sungguh mengetahui apa yang kita butuhkan. Ia tahu hati kita.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: Freepik

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media Anda!