Keesaan Allah
Sabda-Mu AbadiAbadi | 27 Mei 2023 | 1Tim. 2:5-6
”Sebab, Allah itu esa dan esa pula pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia. Kesaksian diberikan pada waktu yang ditentukan.”
Paulus berbicara soal keesaan Allah. Tak hanya keesaan Allah Bapa, tetapi juga keesaan Anak Allah. Apa artinya ini? Sepertinya—dengan menyatakan demikian—Paulus hendak menegaskan bahwa keesaan Allah tidak hanya berarti ada Satu Allah, tetapi bahwa Allah memang tidak dipengaruhi oleh apa pun. Ia berdaulat penuh.
Satu berarti seratus persen. Allah adalah Pribadi berintegritas. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata ”integritas” sebagai mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan.
Karena itu, agak beralasan jika Paulus bicara soal ”waktu yang ditentukan”. Allah mempunyai wewenang penuh untuk menetapkan tanggal mainnya. Sebab Ia pencipta waktu.
Berkenaan Anak Allah, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Hanya satu penengah antara Allah dengan manusia, yaitu Kristus Yesus. Ia seorang manusia yang sudah menyerahkan diri-Nya untuk membebaskan semua orang dari dosa-dosa mereka.”
Jelaslah di sini bahwa Juru Selamat cuma satu dan memang satu-satunya. Pada masa Yesus tak sedikit orang bernama Yesus. Bahkan Barabas, sangslotแตกง่าย penjahat, yang dibebaskan dari hukuman mati pun menyandang nama Yesus. Namun, Yesus yang berhak menyandang sebutan Mesias hanya satu dan satu-satunya.
Itu jugalah yang dikatakan Petrus: ”Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis. 4:12). Ya, tiada nama lain.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Davide C.