Keseimbangan
Sabda-Mu Abadi | 4 Mei 2023 | Rm. 15:25-27
”Namun, sekarang aku sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus. Sebab, Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem. Keputusan itu telah mereka ambil dengan rela hati, dan itu adalah kewajiban mereka. Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, wajiblah juga mereka melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka.”
Menarik disimak, Paulus menyebut warga jemaat di Yerusalem sebagai orang-orang kudus. Orang kudus di sini tidak berarti suci, tetapi orang-orang yang dikhususkan oleh Allah untuk menjadi milik-Nya. Dengan kata lain, sesungguhnya ini adalah pemberian dari orang kudus kepada orang kudus lainnya. Dan tentu saja bukan karena keterpaksaan.
Rasul dari Tarsus itu menyatakan bahwa pemberian itu merupakan hal yang wajar. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Dengan senang hati mereka memutuskan untuk berbuat itu. Memang sebenarnya mereka patut menolong saudara-saudara yang miskin di Yerusalem itu; sebab dari orang-orang Yahudilah orang-orang bukan Yahudi itu sudah menerima berkat-berkat dari Allah. Jadi, orang-orang bukan Yahudi itu patut juga menolong orang-orang Yahudi dengan berkat-berkat kebendaan.”
Dengan kata lain, orang Yahudi di Yerusalem memberikan harta rohani dan orang-orang bukan Yahudi memberikan harta duniawi. Intinya saling memberi. Dan itulah yang membuat keseimbangan dalam hidup.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Neom