Kesusahan Sehari

Sabda-Mu Abadi | 14 Agustus 2025 | Mat. 6:31-34
”Karena itu, janganlah khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, padahal Bapamu yang di surga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Karena itu, janganlah kamu khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai kekhawatirannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Makan, minum, dan pakai. Itulah yang sering menjadi sumber kekhawatiran manusia. Semuanya memang kebutuhan primer. Tentu saja ada sebagian masyarakat yang masih bergumul dengan semua itu. Namun, bergumul tak perlu menjadi alasan kekhawatiran yang berlebih. Sering terjadi, orang-orang yang hidup sederhana malah lebih bebas dari rasa khawatir.
Berkait kebutuhan primer itu, sikap tidak khawatir berdasar pada pemahaman bahwa Bapa di surga sungguh tahu kebutuhan umat-Nya. Tak hanya tahu, Bapa akan memenuhi kebutuhan mereka.
Yang penting, Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana menyatakan, ”Berusahalah dahulu supaya Allah memerintah hidupmu dan kalian menuruti kemauan-Nya. Kalau kalian sudah mengusahakan hal itu, semua hal lain akan diberikan Allah kepadamu.” Inilah yang mesti diutamakan dalam hidup: Siap dipimpin oleh Allah. Yang lainnya akan ditambahkan Allah.
Persoalannya, manusia sering fokus mencari tambahan dan menomorduakan Allah. Ujungnya malah enggak mendapatkan apa-apa. Yang ada hanyalah kekhawatiran tak berkesudahan.
Berkait kekhawatiran, Sang Guru menegaskan bahwa kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Itu berarti, jangan sampai kekhawatiran hari esok membuat kita kehilangan kebahagiaan hari ini.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut ini tauatan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!