Lalat Pikat

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 11 Juni 2024 | Kel. 8:20-32

Tulah keempat terjadi dengan pemberitahuan terlebih dahulu. Musa disuruh Allah untuk menemui Firaun pagi-pagi sekali ketika ia sedang ke sungai, mungkin untuk mandi. Kelihatannya, dengan memerintahkan Musa menemui Firaun pagi-pagi sekali, Allah hendak menunjukkan keseriusannya kepada Firaun. Beberapa tulah sebelumnya bukanlah sambil lalu, juga bukan peristiwa alam biasa, namun merupakan perbuatan Allah semata.

Pemberitahuan sebelumnya mengenai tulah kepada tanah Mesir memperlihatkan bahwa, pertama, Allah bukanlah Pribadi sewenang-wenang. Ia sungguh sabar dalam menghadapi Firaun, yang sering ingkar janji. Ia masih memberikan kesempatan Firaun untuk berubah. Namun, sang raja agaknya tak pernah mau berubah.

Kedua, Allah hendak menyatakan bahwa Dia ada di negeri Mesir. Pada masa itu bangsa-bangsa memahami allah sebagai allah lokal, yang wewenang dan wilayahnya terbatas. Karena itu, Allah hendak menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan atas alam semesta. Ia tidak dibatasi wilayah. Seluruh bumi adalah wilayah-Nya.

Ketiga, penulis Kitab Keluaran mencatat: ”Sebab, Aku akan membuat perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok mukjizat ini akan terjadi” (Kel. 8:23).

Menarik disimak, kata ”perbedaan” digunakan dalam Septuaginta dan Vulgata; sedangkan naskah Ibrani menggunakan kata ”penebusan”. Dengan demikian, Allah menyatakan bahwa Dia telah menebus Israel dan itulah yang membedakannya dari Mesir. Israel telah menjadi milik Allah. Dan karena itu, Allah mengistimewakannya dan membebaskannya dari tulah lalat pikat.

Apa maknanya bagi kita sekarang ini? Sebagai orang-orang yang telah ditebus dan menjadi milik Allah, penting bagi kita untuk terus memelihara dan mempertahankan status tersebut. Penting juga bagi para orang tua untuk selalu mengingat anak-anaknya akan status istimewa ini.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Camilo J.