Lupa Status

Sabda-Mu Abadi | 5 Desember 2025 | Mat. 22:1-7
”Namun, orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya, dan membunuhnya. Murkalah raja itu. Ia pun menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka” (Mat. 22:5-7).
Kelihatannya para undangan itu lupa akan status mereka. Mereka lupa bahwa mereka adalah hamba. Aneh memang, ada hamba yang menolak undangan Sang Raja. Bagaimanapun, menolak undangan berarti meremehkan pihak yang mengundang. Artinya, mereka telah menolak Sang Raja sebagai raja mereka. Dengan kata lain, mereka telah lupa atau melupakan status kehambaan mereka. Mereka ingin berstatus sama seperti raja.
Lagipula, yang perlu dicermati, mereka agaknya juga lupa bahwa mereka merupakan orang pilihan. Tentunya, tidak semua orang diundang. Dan mereka termasuk dalam daftar undangan. Artinya, sekali lagi mereka adalah orang terpilih: orang yang dipilih menikmati perjamuan kawin anak raja.
Murkakah raja? Tidak. Dan ini anehnya: Sang Raja memberikan kesempatan kedua. Tampaknya raja merasa bahwa para undangan itu kurang memahami maksudnya. Kelihatannya, para undangan itu merasa bahwa undangan itu adalah untuk keuntungan dan kepentingan Sang Raja belaka. Oleh karena itu, raja merasa perlu mengundang mereka sekali lagi, bahkan seperti membujuk.
Namun demikian, mereka kembali menganggap sepi undangan itu. Ada yang pergi ke ladang, ada yang mengurus urusannya, bahkan ada yang menangkap utusan yang membawa undangan raja.
Raja pun murka. Para undangan itu telah melupakan status mereka. Itu berarti menganggap remeh Sang Raja sebagai tuan mereka. Hasil akhirnya hanyalah kematian.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!