Makanan Kami

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 3 Agustus 2025 | Mat. 6:11

”Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.”

Doa bukanlah sarana pemuas keinginan manusia. Karena itu, Yesus langsung mengajak para pengikutnya untuk memohon makanan. Ya, itulah kebutuhan primer manusia. Tanpa makanan manusia mati. Itu jugalah cobaan pertama yang diajukan Iblis kepada Sang Guru.

Berkait makanan, Yesus menegaskan bahwa Allah adalah Pemberi. Allah yang menciptakan manusia, Allah pulalah yang memberi makanan agar manusia dapat hidup secara wajar. Sang Guru menekankan bahwa makanan adalah pemberian Allah. Bisa saja manusia beranggapan bahwa makanan adalah hasil kerja kerasnya mencari nafkah. Namun, agaknya mereka lupa bahwa untuk semua pekerjaan itu dibutuhkan kesehatan, juga napas hidup, yang adalah pemberian Allah.

Menarik diperhatikan bahwa makanan itu diminta bukan buat seminggu ke depan, atau sebulan ke depan, melainkan hari ini. Di sini tampaknya Yesus mengajak para murid-Nya untuk terus bergantung kepada Allah hari demi hari. Lagi pula, berkait makanan selalu ada batas waktunya. Jika dimakan, makanan yang kedaluwarsa akan membahayakan kesehatan.

Sang Guru juga menggunakan frasa ”makanan kami”. Ini berarti kita tidak diajak untuk meminta makanan orang lain. Setiap orang sudah ada jatahnya. Frasa ini juga mengingatkan kita untuk menjauhkan diri dari rasa iri. Sebab, setiap orang punya rezekinya masing-masing.

Yang terpenting, Yesus Orang Nazaret mengingatkan soal kecukupan. Ia tidak ingin kita menjadi serakah dan hidup untuk diri sendiri. Inilah pola hidup sederhana. Doa ini mengajak kita untuk siap berbagi. Sebab, Allah juga adalah Bapa bagi semua orang.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

https://open.spotify.com/episode/0yEReo6KzeshuJr9Aqo7V6
Foto: Unsplash/Clay Banks

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!