Matang
Sabda-Mu Abadi | 2 Desember 2023 | Yak. 1:4
”Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.”
Yakobus telah menekankan bahwa bertahan dalam iman ketika menghadapi kesulitan hidup akan membuat seseorang menjadi tekun. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Sebab kalian tahu, bahwa kalau kalian tetap percaya kepada Tuhan pada waktu mengalami cobaan, akibatnya ialah: kalian menjadi tabah” (Yak. 1:3).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”tabah” merupakan kata sifat yang berarti: ”tetap dan kuat hati (dalam menghadapi bahaya dan sebagainya); atau berani.” Itu berarti, ketika mampu bertahan dalam iman sewaktu mengalami cobaan, kita akan menjadi pribadi yang tetap dan kuat hati, bahkan berani. Senyatanya, kemampuan mengatasi cobaan kecil adalah latihan untuk mampu bertahan dalam cobaan yang lebih besar.
Oleh karena itu, baik ketekunan maupun ketabahan terkait erat dengan waktu. Dan kematangan memang butuh waktu. Bak buah, orang tentu lebih suka matang pohon ketimbang matang karena dikarbit atau diperam. Rasa manisnya pun beda.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tersurat: ”Jagalah supaya ketabahan hatimu itu terus berkembang sampai kalian menjadi sungguh-sungguh sempurna serta tidak berkekurangan dalam hal apa pun.” Yakobus mendorong pembaca suratnya untuk bertahan dan terus menjaga hati mereka agar tetap tabah. Itulah yang akan membuat mereka mencapai kematangan rohani. Dan kematangan rohani akan memampukan mereka menghadapi cobaan yang lebih besar.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Rahul M.