Meja Roti Sajian
Sabda-Mu Abadi | 27 Agustus 2024 | Kel. 25:23-30
”Engkau harus membuat meja dari kayu akasia, dua hasta panjangnya, sehasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. Engkau harus melapisinya dengan emas murni…. Engkau harus membuat membuat piringnya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan. Engkau harus membuat semuanya itu dari emas murni. Engkau harus senantiasa meletakkan roti sajian di hadapan-Ku di atas meja itu” (Kel. 25:23-24, 29-30).
Lagi-lagi, semuanya dari emas murni. Meja Roti Sajian yang dibuat dari kayu akasia harus dilapisi dengan emas murni. Piring cawan, kendi, dan pialanya, semuanya, harus dibuat dari emas murni.
Ya, semuanya dari emas murni. Inilah lambang kemuliaan Allah, Umat Israel harus menghormatinya. Caranya dengan membuat semua perabot yang ada di Meja Roti Sajian dari emas murni.
Menarik disimak, jika meja roti sajian dan semua perabotan terbuat dari emas murni, namun untuk roti sajian, Allah tak mau roti yang terbuat dari emas murni. Ia ingin roti sajian yang baru selalu. Allah tak sudi roti kemarin.
Kemungkinan dengan cara ini Allah hendak mengingatkan umat Israel bahwa berkat-Nya tercurah setiap hari. Dan karena itu, logislah jika umat Allah mempersembahkan roti sajian itu juga setiap hari.
Semasa hidup Yesus mengajar para murid-Nya berdoa, ”Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat. 6:11). Ya, doa untuk makanan diminta setiap hari. Sebab jika lebih dari itu, atau disimpan, makanan itu akan rusak.
Karena diberi berkat setiap hari, sudah sepantasnyalah kita memberikan persembahan setiap hari. Dengan cara apa? Hidup sehari-hari adalah persembahan sejati.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: