Melepaskan Lelah

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 15 Agustus 2024 | Kel. 23:12

”Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada hari ketujuh haruslah engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan orang asing melepaskan lelah.”

Manusia adalah homo faber ’makhluk pekerja’. Kemanusiaan manusia tampak terlihat ketika ia bekerja. Manusia yang tidak bekerja telah mengingkari kemanusiaannya.

Hanya persoalannya, ketika bekerja manusia sering lupa diri. Ia tidak berpikir bahwa pekerjaan bukanlah tujuan hidup manusia. Bekerja sejatinya alat bagi manusia untuk memenuhi panggilan hidupnya. Sehingga, tak sedikit orang malah menjadi gila kerja, dan merasa bingung ketika mendapati dirinya nganggur.

Karena itulah, Allah menetapkan sabat bagi manusia untuk berhenti bekerja. Panggilan bekerja selama enam hari semestinya diimbangi dengan berhenti pada hari ketujuh. Sabat dikaruniakan kepada manusia agar dapat memenuhi panggilannya sebagai mandataris Allah.

Namun, alasan lain dari sabat adalah agar ternak, budak, dan pendatang yang tinggal di Israel juga dapat melepaskan lelah. Jadi, sabat bersifat komunal dan untuk kepentingan orang-orang, juga ternak, yang ada di Israel. Mereka semua perlu waktu untuk melepaskan lelahnya.

Dengan kata lain, lelah perlu dilepaskan. Dan umat Israel harus menyediakan waktu untuk itu.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Annie S.