Kekudusan Hidup
Kekudusan Allah memanggil umat-Nya untuk menguduskan hidup mereka. Ini merupakan konsekuensi logis dari umat yang telah diselamatkan dan dikuduskan Allah sendiri.
Kekudusan Allah memanggil umat-Nya untuk menguduskan hidup mereka. Ini merupakan konsekuensi logis dari umat yang telah diselamatkan dan dikuduskan Allah sendiri.
”Jangan katakan BAPA, kalau kamu tidak pernah bersikap seperti seorang anak, jangan katakan KAMI, kalau kamu hanya mau semuanya sendiri.”
Allah Bapa sungguh-sungguh mengetahui apa yang kita butuhkan. Ia tahu hati kita.
Sang Guru mengingatkan para murid-Nya untuk tidak bersikap dan bertindak seperti orang munafik, yang sengaja mempraktikkan doa itu di tempat umum supaya dilihat orang.
Hidup saleh atau hidup suci merupakan ekspresi iman. Janganlah semuanya itu menjadi ajang pamer.
”Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.” Permintaan ini tampaknya dilatarbelakangi beberapa alasan. Pertama, sepertinya mereka iri dengan para murid Yohanes yang telah mendapatkan pelajaran tentang doa. Mereka ingin Yesus, Sang Guru, mengajarkan hal yang sama sebagaimana Yohanes Pembaptis. Kedua, mereka percaya bahwa Yesus itu pendoa. Read more…
Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.
Janganlah engkau menegarkan hati ataupun menutup tangan terhadap saudaramu yang miskin itu. Sebaliknya, engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya.
Yesus sepertinya mengajak para pengikut-Nya untuk bersiap diri menghadapi penghinaan yang lebih besar.
Sang Guru mengajarkan hal sederhana: jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. Ya, kalau satu kata sudah cukup, mengapa pula harus memakai dua kata?