Membuka Tali Kasut

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 23 Juni 2025 | Mat. 3:11-12

”Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian setelah aku lebih berkuasa daripada aku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi sekam itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”

Yohanes Pembaptis tidak ingin orang berfokus pada dirinya. Anak Zakaria itu ingin orang lain melalui dirinya mengarahkan pandangan kepada Yesus orang Nazaret. Dengan lugas dan gamblang dia berkata, ”Aku tidak layak melepaskan kasut-Nya.” Yohanes Pembaptis mengakui bahwa ia hanyalah pembuka jalan. Ada yang lebih berkuasa dari dirinya.

Menurut Rama Gianto, ungkapan ”aku tidak layak melepaskan kasut-Nya” tak hanya berarti penghormatan kepada orang yang dihadapi, mel ainkan terselip pula arti yuridisnya. Kebiasaan di Israel pada masa itu, setiap kali orang hendak menguatkan suatu perkara, orang lain akan menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada orang itu. Itu berarti orang lain itu sedang melepaskan haknya.

Yohanes Pembaptis tidak basa-basi. Ia mengaku bahwa dirinya tidak layak melakukan sesuatu yang membuat Yesus melepaskan hak-Nya. Dan hak Yesus adalah membawakan baptisan dalam Roh Kudus dan mendekatkan kembali keilahian kepada manusia.

Yohanes Pembaptis hendak mengatakan bahwa yang dijalankannya adalah membaptis dengan air—menyadarkan manusia. Namun, Yesuslah yang berhak membaptis dengan Roh Kudus. Jelas di sini, dalam segala yang diupayakannya, Yohanes Pembaptis senantiasa memperlihatkan bahwa Yesuslah junjungannya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: Paroki Sunter

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media Anda!