Memelihara Hati

Tanaman yang memiliki penampilan prima selalu mengundang decak kagum setiap orang yang memperhatikannya. Tak jarang pula mengundang pertanyaan soal cara pemeliharaannya. Penampilan yang menawan dari tanaman menunjukkan bahwa tanaman itu sehat dan tentu saja diperlukan upaya untuk mewujudkannya. Setiap tanaman perlu mendapatkan sinar matahari atau sinar buatan, air, udara, nutrisi yang cukup dan hal penting yang sering kali diremehkan, yaitu perhatian terhadap tanaman tersebut.
Apa saja wujud dari perhatian itu? Tanaman perlu disiangi agar tidak ada tanaman pengganggu, bisa dengan cara manual, kimia atau dengan penggunaan mulsa. Ada tanaman yang memerlukan pemangkasan batang agar lebih produktif. Tanaman juga perlu mendapat perlindungan dari hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida nabati ataupun kimia. ”Berani menanam, berani memelihara” adalah sebuah slogan yang perlu digencarkan agar semua orang disadarkan bahwa tanaman yang sudah ditanam perlu mendapatkan pemeliharaan secara rutin dan tidak boleh ditelantarkan.
Seperti tanaman yang memerlukan pemeliharaan, demikian juga hati kita. Penyakit hati seperti rasa iri, dengki, dan memegahkan diri hendaknya jangan sampai bersarang di dalam hati. Kita perlu membuang segala yang jahat, sebab yang jahat itu membuat kita tidak sehat karena dapat merusak relasi dengan Tuhan, sesama, dan semesta.
Umat percaya hendaknya memelihara hati dengan mempersilakan Tuhan mengisi hati kita dengan firman-Nya, supaya hati kita senantiasa memelihara ketetapan-ketetapan-Nya. Kita juga perlu mengupayakan untuk menumbuhkan semua hal baik yang telah Tuhan tanamkan sehingga melaluinya karya Tuhan akan terlihat dalam setiap pemikiran, perkataan, dan tindakan kita. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk senantiasa memelihara hati sehingga kita dapat hidup berkenan kepada-Nya.
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: Unsplash/Sarah Dorweiler