Memelihara Sabat

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 10 September 2024 | Kel. 31:12-17

”Katakanlah kepada orang Israel: Camkanlah, kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku, sebab itulah tanda antara Aku dan kamu, turun-temurun, supaya kamu mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu. Kamu harus memelihara hari Sabat, sebab hari itu kudus bagimu. Siapa yang melanggar kekudusannya pasti dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari ketujuh harus ada Sabat, perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN. Setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat pasti dihukum mati. Orang Israel harus memelihara hari Sabat dengan merayakannya turun-temurun sebagai perjanjian kekal. Itulah tanda antara Aku dan orang Israel untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja dan beristirahat” (Kel. 31:13-17).

Mungkin kita, orang percaya abad ke-21, bertanya-tanya, ”Mengapa melanggar Sabat mesti mati hukumannya?” Alasannya, dari pandangan Allah sendiri, ”supaya kami mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu.”

Itu berarti memelihara Sabat adalah kesempatan bagi umat Allah untuk mengingat bahwa mereka telah dikuduskan oleh Allah sendiri. Allah telah mengkhususkan mereka untuk menjadi milik-Nya sendiri. Sehingga melanggar Sabat sama halnya menyangkal diri sebagai milik Allah.

Sebenarnya agak aneh juga ada orang yang enggak mau berhenti untuk beristirahat. Namun, itu nyata. Manusia merasa tidak perlu mengikatkan diri untuk beristirahat karena merasa terikat. Manusia lebih suka bersikap dan bertindak otonom. Dan itulah yang tidak disukai Allah.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Lena L.