Memeras Pendatang

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 13 Agustus 2024 | Kel. 23:9

”Jangan kamu memeras pendatang. Kamu sendiri tahu tahu perasaan pendatang, sebab dahulu kamu pun pendatang di tanah Mesir.”

Alasan tidak memeras pendatang adalah karena umat Israel sungguh tahu bagaimana perasaan para pendatang itu. Sebab mereka sendiri pernah menjadi pendatang di Tanah Mesir.

Perasaan yang pasti menguasai adalah takut. Kisah Abraham yang membujuk Sara untuk mengaku sebagai adik perempuannya agar tidak dibunuh jelas memperlihatkan bahwa para pendatang biasanya merasa tidak aman. Mereka takut karena tidak mungkin mengharapkan pertolongan. Sebab mereka memang tidak dikenal atau mengenal seorang pun. Dan karena itulah Allah mengingatkan umat-Nya untuk tidak memeras, apalagi mencelakai, mereka.

Ini memang lazim terjadi. Para pedagang biasanya senang mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari para pendatang karena tahu tidak ada orang yang akan membela korban.

Itu juga pengalaman kita bukan? Meskipun masih dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, saat berada di daerah lain kita merasa perlu menampakkan diri bukan sebagai orang asing. Bahkan, kita merasa perlu berbicara dengan bahasa atau logat daerah tersebut. Sekali lagi karena kita tidak mau menjadi korban.

Pendatang memang rentan. Mereka sendiri merasa tidak aman, apalagi nyaman. Oleh karena itu, setiap umat Allah dipanggil untuk tidak merundung para pendatang.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Vaida T.