Mendidik Tidak Mendadak

Published by Admin on

Frasa ”mendidik tidak mendadak” saya temukan ketika mengikuti seminar ”parenting”. Dari seminar itu saya belajar hal penting bahwa pengasuhan yang meliputi menjaga, merawat, mendidik, membantu dan melatih anak merupakan sebuah perjalanan panjang yang sulit dan membutuhkan pembelajaran, pelatihan, dan anugerah Tuhan. Kalau kita bersungguh-sungguh memikirkan anak-anak kita, maka Tuhan lebih dari itu. Dia menghendaki agar kita bertumbuh sesuai dengan gambar dan citra-Nya serta kasih-Nya tercermin dalam hidup kita.

Pernahkah kita merasakan didikan Tuhan? Suatu hari pundak sebelah kanan saya terasa nyeri dan kaku. Tangan sulit untuk digerakkan sehingga mengenakan baju pun terasa sangat menyakitkan. Bahkan, untuk berbaring saja sangat sulit dan perlu bantuan. Dari pemeriksaan diketahui bahwa saya menderita frozen shoulder. Sayangnya, penyebab penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Konon frozen shoulder lebih banyak menyerang wanita berusia 40-60 tahun.

Diperlukan kesabaran dalam terapi penyakit ini. Setiap melakukan pemeriksaan harus antre sekitar 3-5 jam tergantung jumlah pasien. Terapi dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu. Banyak orang tidak sabar dalam melakukan terapi ini. Namun, tidak ada cara lain kecuali menaati anjuran dokter. Berkat pertolongan Tuhan berupa kesabaran dan ketekunan, akhirnya setelah 88 kali terapi atau sekitar 11 bulan dokter menyatakan bahwa saya sembuh.

Sebagai orang tua saya belajar bahwa mendidik anak tidak dilakukan secara mendadak, tetapi bertahap. Tuhan juga mendidik kita secara bertahap supaya memiliki buah roh sebagaimana dinyatakan dalam Galatia 5:22-23, yaitu  ”kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri”. Melalui peristiwa sehari-hari, kita dididik Tuhan agar memiliki karakter Kristus. Selamat mengalami didikan Tuhan.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Pexels/Precious Memories Vietnam