Menghidupi Visi dan Misi Penulis Kristen

Published by Kris Hidayat on

Buku Menjadi Penulis (BPK Gunung Mulia, 2022) diawali bab ”Penulis Kristen” yang disajikan oleh Elizabeth Yates, sangat menarik untuk dibahas lebih dalam. Saya membaca ulang dan setiap kali membacanya, muncul pertanyaan mendasar, yakni apa dan siapa penulis Kristen itu? Bagaimana dan apa peran penting penulis Kristen di masa sekarang?

Seorang penulis Kristen dalam bahasan Yates secara ringkas adalah seorang yang tidak saja memiliki keahlian dalam hal menulis, tetapi juga memiliki ketulusan, karakter, dan kemampuan terbaiknya untuk didedikasikan guna membuat perubahan dan pengaruh melalui karya tulis dan kehidupannya.

Kata-kata memiliki kekuatan untuk memberikan pengaruh dan ketika itu merasuk pada hidup seseorang, akan memberikan perubahan melalui sentuhan cara berpikir, terbangunnya komunikasi dari hati ke hati, yang pada gilirannya menggerakkan hal-hal terbaik dalam hakikatnya sebagai manusia mulia, pemberani, dan berkeyakinan penuh.

Seorang penulis membutuhkan keberanian dalam sebuah naskah yang selesai ditulisnya, lalu ditawarkan kepada pembacanya, sesuatu yang menjadi hasil karyanya. Sebuah dialog yang terjadi berikutnya adalah semacam penawaran ide kepada pembacanya, ”… inilah yang saya katakan dan maksudkan, tetapi gunakanlah kemampuan akal, pertimbangan dan imajinasi Anda sendiri, lalu buatlah kesimpulan sendiri.”

Kekuatan dan keberanian penulis, kini menjadi sebuah kekuatan yang tersimpan dalam tulisan atau sebuah buku. Bila saja penulis dapat dengan jujur dan berkemampuan baik, ia seolah sedang memindahkan pembacanya ke suatu tempat atau masa, lalu dihadapkan pada serangkaian dialog dengan ide-ide, kearifan dan inspirasi yang ringkas dan sederhana yang sedemikan rupa dapat dimengerti oleh sang pembaca.

Tugas seorang penulis adalah mampu melakukan transformasi kekuatan kata menjadi penuh makna dalam setiap situasinya. Salah satu sumber kekuatan kata itu adalah bila bersumber dari pengalaman hidupnya. ”Seorang penulis bahkan mengalami sesuatunya dua kali: sekali dalam kenyataan, sekali dalam usahanya mengekspresikan kenyataan itu dalam tulisan.”

Seorang penulis dengan demikian adalah seorang yang dihidupi dan dipenuhi dengan sebuah visi dalam upayanya menjadi seorang jembatan ide dan inspirasi, seorang komunikator. Lalu seorang penulis Kristen adalah seorang yang menghormati kebenaran-kebenaran yang ingin disampaikan menjadi penting dan genting.

Seorang penulis adalah seorang yang berotoritas dan mengambil peran sebagai pemilik ide yang sedemikian bermakna dan harus dibagikan dan disebarluaskan. Setelah mengumpulkan bahan, menimbang, merenungkan, bahkan menjadikannya sebagai pengalaman yang dimaknai, seorang penulis tiba pada keputusan terakhirnya untuk menjadikannya sebagai karya yang bisa jadi mengubahkan.

Peran ini menjadi genting karena ketika nilai-nilai yang disampaikan ini sedemikian berpengaruh dalam memainkan kedalaman kekuatannya, banyak orang sedang bergantung pada bagaimana cakapnya seorang menggunakan keahliannya dalam mengolah kata dan merangkai bahasa. Tulisan dan buku menjadi bagian dari gerak komunikasi yang mengubahkan di seantero dunia.

Lalu di mana dan siapakah seorang penulis Kristen?

Buku Menjadi Penulis yang dituliskan oleh Marion van Horne ini tidak secara eksplisit dinyatakan untuk kemudian kita bisa menemukan kriteria yang sederhana yang menunjuk pada seorang penulis Kristen. Alih-alih, sesuai judul dan sub babnya, buku ini memilih menjadi pemandu seorang penulis menjadi lebih andal dalam berkarya, dibandingkan menelisik kelahiran seorang penulisnya.

Pada bab-bab selanjutnya, buku ini cukup ringkas untuk membekali seorang menjadi penulis dan komunikator yang mampu melahirkan tulisan yang dimengerti, dengan panduan yang rinci tentang jenis tulisan dan saran. Buku ini juga dilampiri dengan hasil lokakarya penulisan yang menjadi bukti perlunya sebuah gerakan pelatihan penulisan yang sungguh-sungguh bisa melahirkan penulis yang mengubahkan.

Salah satu bagian yang sepertinya hilang dari buku ini adalah bagaimana visi Kristen itu muncul di dasar kerinduan seorang penulis. Sebuah alasan yang cukup mendalam, seperti Nabi Habakuk yang diperintahkan menjadi saksi dan penulis dari sebuah penglihatan akan masa depan yang Tuhan karuniakan. Nabi Habakuk sudah mendengar perintah, melihat visi, dan menuliskannya bagi bangsanya pada zamannya. Bagaimana dengan kita?

Kris Hidayat | Tangan Terbuka Media

Foto: Unsplash/Unseen Studio