Menjadi Kudus
Sabda-Mu Abadi | 6 Februari 2024 | 1Ptr. 1:14-16
”Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis, ’Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.’”
Menjadi kudus adalah panggilan bagi anak-anak yang taat. Mereka tak boleh dikuasai lagi oleh hawa nafsu. Namun, merekalah yang semestinya menguasai hawa nafsu itu. Dengan sengaja Petrus menggunakan frasa ”pada waktu kebodohanmu”. Inilah saat mereka belum dimerdekakan Kristus. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”pada waktu kalian masih belum mengenal Allah”.
Hidup kudus menjadi panggilan logis karena mereka adalah anak. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus membuat mereka menjadi anak-anak Allah. Dan karena Allah itu kudus, maka aneh rasanya jika anak-anak mereka tidak hidup kudus. Ya, buah jatuh, tak jauh dari pohonnya bukan?
Hanya persoalannya, ada anak yang memang tidak taat. Dalam perkara ini, Bangsa Israel menjadi contoh nyata dari kehidupan anak-anak yang tidak taat. Mereka telah dipanggil menjadi anak, dengan pemerdekaan dari Mesir, tanah perbudakan, sayangnya mereka lebih suka dikuasai oleh hawa nafsunya.
Pembuangan ke Babel menjadi bukti nyata. Dan sekembalinya dari Babel, Bangsa Israel pun tidak lagi hidup sebagai anak. Dan karena itulah Yesus mengeluh, ”Yerusalem, Yerusalem, yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadanya! Berkali-kali Aku ingin mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau” (Mat. 23:37).
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Haidan