Menjinakkan Lidah

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 30 Desember 2023 | Yak. 3:7-8

”Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang melata dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh manusia, tetapi tidak seorang pun dapat menjinakkan lidah. Ia tidak terkuasai, jahat dan penuh racun mematikan.”

Mungkin kita menganggap Yakobus berlebihan dalam hal ini. Masak iya, semua jenis binatang liar telah dijinakkan manusia? Bagaimana pula dengan harimau?

Sepertinya Yakobus sengaja menggunakan kata ”semua” untuk menyatakan bahwa segala hewan, di alam liar sekalipun, bisa dijinakkan dan menjadi sahabat manusia. Tentu saja butuh waktu dan kesabaran. Namun, itu bukan kemustahilan.

Nah, persoalannya, adalah manusia sulit—bahkan Yakobus mengatakan tidak seorang pun yang dapat—menjinakkan lidah. Orang bisa menjinakkan semua binatang liar, namun kesulitan menjinakkan lidah. Orang yang paling baik sekalipun, pastilah mengalami bahwa ia ingin sekali-kali menarik perkataan yang telah diucapkannya.

Berkait kata, Alkitab merekam bahwa Yohanes Pembaptis mati karena Raja Herodes tak mampu menjinakkan lidahnya (Mrk. 6:14-28). Herodes, pada hari ulang tahunnya, begitu bergembiranya hingga tak mampu mengendalikan lidahnya. Dia terpesona oleh kemolekan tarian anak perempuan Herodias. Dan raja berjanji memberikan apa saja yang diinginkan anak Perempuan itu. Tak hanya itu, raja pun merasa perlu bersumpah, ”Apa saja yang kauminta dariku akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku.”

Jika raja tak mampu mengekang lidahnya, anak perempuan Herodias lain. Ia tak mau buru-buru bicara. Setelah berkonsultasi dengan Herodeas, ia meminta kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah pinggan. Raja terkejut mendengar permintaan itu. Dan gengsi bagi dia menelan ludah sendiri. Anak Zakaria pun mati di tengah pesta ulang tahun raja.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Alexandre T.