Menjual Seluruh Miliknya

Sabda-Mu Abadi | 18 Oktober 2025 | Mat. 13:44-46
”Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara-mutiara yang indah. Setelah ditemukannya satu yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Apa yang dilakukan kedua orang dalam perumpamaan Sang Guru relatif sama. Mereka menjual seluruh miliknya. Orang pertama membeli tanah di mana harta terpendam itu berada dan orang kedua membeli mutiara yang indah itu. Alasannya pun kurang lebih sama.
Kedua perumpamaan itu berkait dengan pilihan, prioritas, dan akhirnya keputusan. Kedua orang itu jelas menghadapi dilema. Jika ingin mempertahankan harta yang dimiliki selama ini, mereka tidak mungkin mendapatkan harta terpendam atau mutiara yang indah. Kedua orang itu akhirnya mengambil keputusan untuk menjual semua harta miliknya.
Orang pertama melakukan itu karena sukacitanya. Sukacita menjadi alasan kuat bagi dia untuk mengambil keputusan yang sulit. Karena ia paham, harta yang terpendam itu lebih berharga ketimbang semua harta milikinya. Sedangkan orang yang kedua memang tidak dinyatakan bersukacita, tetapi karena ia memang sengaja mencari mutiara yang indah. Sebagai pedagang tentu ia tahu nilai mutiara itu lebih besar dari semua harta miliknya.
Menarik diperhatikan ada perbedaan dalam kedua perumpamaan ini. Yang pertama sepertinya tidak sengaja menemukan harta terpendam itu. Sedangkan yang kedua tampaknya sengaja mencari. Baik yang disengaja atau tidak pergumulannya sama. Mereka sama-sama harus mengambil keputusan. Karena semua peristiwa itu sejatinya diizinkan Allah untuk mereka alami.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!