Menurut Kehendak Allah
Sabda-Mu Abadi | 2 Maret 2024 | 1Ptr. 4:1-2
”Jadi, karena Kristus telah menderita secara badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian—karena siapa yang telah menderita secara badani, ia telah berhenti berbuat dosa—supaya waktu yang tersisa dalam hidup ini jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.”
Harus diakui, tak mudah bagi kita, orang percaya abad ke-21, memahami pernyataan Petrus ini. Terutama anak kalimat ”karena siapa yang telah menderita secara badani, ia telah berhenti berbuat dosa”. Apakah benar demikian?
Namun, sepertinya kita tidak bisa memisahkan anak kalimat itu dari induk kalimatnya, yang merupakan nasihat Petrus bahwa setiap orang percaya harus mempersenjatai diri dengan pikiran seperti Kristus yang telah menjadi tumbal dalam keselamatan manusia. Yesus, manusia nirdosa, menggantikan manusia menanggung hukuman akibat dosa manusia. Dan itu dilakukan Yesus Orang Nazaret dengan legawa.
Kelegawaan Yesus hanya mungkin terjadi ketika Ia melihat tidak ada jalan lain bagi manusia untuk diselamatkan kecuali ada sosok yang menggantikannya. Dan sosok itu haruslah tanpa noda, dosa, dan cela. Dan itu hanya ada satu Pribadi, yaitu diri Yesus sendiri.
Sehingga setiap Kristen dipanggil untuk meneladan Kristus. Dan karena itulah mereka pun harus belajar menggunakan waktu yang tersisa untuk bersikap, berpikir, dan bertindak tanpa cacat. Itu berarti hidup menurut kehendak Allah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/J. Tyson