Menyadari Kemalangan

Sabda-Mu Abadi | 12 Januari 2024 | Yak. 4:9-10
”Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah. Hendaklah tawamu kamu ganti dengan ratapan dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”
Mungkin kita bertanya-tanya mengapa Yakobus mengajak pembaca suratnya untuk menyadari kemalangannya? Bukankah mereka semua adalah murid Yesus dan percaya bahwa mereka telah diselamatkan? Lalu, kemalangan apa lagi yang mesti disadari?
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Hendaklah kalian sungguh-sungguh menyesal dan menangis serta meratap; hendaklah tertawamu menjadi tangisan dan kegembiraanmu menjadi kesedihan!”
Sepertinya, Yakobus sungguh memahami bahwa meski seseorang telah berkomitmen menjadi murid Kristus, tak dapat disangkal bahwa dosa cenderung menarik kita untuk kembali melakukan apa yang jahat. Hati manusia ingin berbuat baik, namun yang terjadi malah sebaliknya. Dan itulah yang mesti disadari para pengikut Yesus. Senantiasa ada godaan untuk melakukan yang jahat.
Kadang di ekstrem lain, seorang percaya ingin membuktikan bahwa dia mampu melakukan perbuatan baik. Hanya soalnya dia merasa lebih baik dibandingkan orang Kristen lainnya dan sungguh puas akan kemampuannya. Tanpa sadar, dia pun sudah jatuh dalam jurang kesombongan rohani. Sehingga, Yakobus mengingatkan untuk mengganti tawa kesombongan mereka dengan ratapan.
Yang sungguh penting dan logis untuk dilakukan adalah merendahkan diri di hadapan Allah. Dengan cara demikian, Allah sendirilah yang akan meninggikannya. Tak perlu merasa diri hebat. Masak di hadapan Allah kita berlagak!
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unplash/Ricardo G.