Menyiapkan Akal Budi
Sabda-Mu Abadi | 5 Februari 2024 | 1Ptr. 1:13
”Sebab itu, siapkanlah akal budimu, waspadalah dan berharaplah sepenuhnya pada anugerah yang akan diberikan kepadamu pada saat Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kelak.”
Mungkin kita bertanya, berkait dengan tindakan untuk waspada dan berharap pada anugerah yang akan kita terima nanti, mengapa Petrus bicara soal menyiapkan akal budi? Mungkin waspada dan berharap biasanya merupakan wilayah rasa. Dan yang bisa menyeimbangkan perasaan adalah pikiran.
Waspada berarti berhati-hati atau berjaga-jaga. Itu merujuk pada saat Yesus Kristus menyatakan diri yang kedua. Kedatangan Yesus yang kedua memang seperti pencuri pada malam hari. Tak ada seorang pun yang tahu. Dan karena tidak tahu, hal yang paling logis adalah waspada.
Nah, tak jarang manusia merasa capek. Karena sepertinya hari itu tidak datang-datang. Orang jadi lelah menunggu. Karena itu, akal budi akan mengingatkan kita bahwa berjaga-jaga menjadi hal logis karena kita memang tidak tahu waktu pasti kedatangan-Nya. Kalau sudah tahu waktunya, buat apa berjaga-jaga.
Menarik disimak, jika waspada terkesan menunggu waktunya, berharap tampak bersifat lebih aktif. Kita dipanggil untuk berharap, bahkan berdoa, agar kerajaan-Nya datang. Mengapa? Karena kita tahu itulah yang terpenting dalam hidup iman kita.
Nah, sekali lagi, sama dengan waspada, berharap kadang membuat orang capek. Capek berharap. Pada titik akal budi akan mengingatkan bahwa berharap merupakan tindakan logis karena Tuhan Yesus pasti datang. Dan Dia akan membawa anugerah bagi kita. Masak kita enggak mengharapkan anugerah? Aneh rasanya, bukan?
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Neom