Dupa yang Kudus

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 8 September 2024 | Kel. 30:34-38

”Ambillah wewangian dari damar harum, kulit kerang dan getah rasamala bersama dengan kemenyan tulen, masing-masing sama banyaknya. Semuanya ini harus kaubuat menjadi dupa, suatu campuran wewangian olahan seorang ahli rempah. Dupa itu, yang diberi garam, adalah murni dan kudus. Sebagian dari dupa itu harus kaugiling sampai halus, lalu kauletakkan sebagian di depan Tabut Hukum dalam Kemah Pertemuan, tempat Aku bertemu denganmu. Dupa itu haruslah mahakudus bagimu” (Kel. 30:34-36).”

Dupanya memang dari bahan terbaik. Kemenyannya pun tulen. Tulen artinya tidak bercampur, asli, bukan tiruan. Dan harus diolah oleh seorang ahli rempah.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Tambahkan garam supaya dupa itu tetap murni dan dapat dipakai untuk-Ku.” Sepertinya fungsi garam di sini adalah mengawetkan sehingga dupa itu tidak tercampur dengan unsur lain melalui udara dan tetapi murni.

Menarik disimak bahwa Allah melarang umat untuk membuat dupa yang sama. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Dupa itu harus dianggap barang suci yang dikhususkan untuk-Ku. Jangan membuat dupa campuran dengan ramuan yang seperti itu juga untuk kamu sendiri. Siapa yang membuat wangi-wangian seperti itu, tidak lagi dianggap anggota umat-Ku” (Kel. 32:37-38).

Tampaknya Allah ingin menyatakan bahwa dupa semacam itu hanya untuk diri-Nya sendiri. Allah tak ingin disaingi dalam hal ini. Manusia yang embuat atau menghirup dupa itu berarti telah mengangkat dirinya menjadi Allah. Dan hukumannya adalah mati.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Jakub Z