Nasihat Praktis

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 3 April 2023 | Rm. 12:3-8

”Berdasarkan anugerah yang diberikan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir sedemikian rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing” (Rm. 12:3).

Paulus menyatakan bahwa sikap rendah hati merupakan keniscayaan. Dalam Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Jangalah merasa diri kalian lebih tinggi daripada orang lain, padahal kalian tidak demikian. Jika kalian mau memeriksa apakah kalian baik atau tidak, lakukanlah itu dengan rendah hati. Setiap orang harus memeriksa dirinya menurut kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya.” Jelaslah, penguasaan diri merupakan hal penting.

Karena itu, sungguh wajar jika pada bagian berikutnya Paulus bicara soal karunia-karunia. Idenya sederhana: setiap orang diberikan karunia oleh Allah. Dan karena itu, yang punya karunia bernubuat, ya bernubuat sesuai dengan iman; yang punya karunia melayani, ya melayani; yang punya karunia mengajar, ya mengajar; yang punya karunia menasihati, ya menasihati; yang punya karunia membagi-bagikan sesuatu, ya membagi-bagikan sesuatu dengan ikhlas; yang punya karunia untuk memimpin, ya memimpin dengan rajin; yang punya karunia untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain, ya harus melakukannya dengan senang hati.

Intinya: kita tak perlu menjadi orang lain. Baiklah kita menjadi diri kita sendiri dan mengobarkan karunia yang ada pada kita masing-masing. Itu artinya, menjadi panggilan kita juga, untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Anne N.