Perceraian
Manusia dinilai dari mulutnya. Jika pernah berjanji, tak ada alasan bagi dia untuk mengingkari janji dalam keadaan apa pun!
Manusia dinilai dari mulutnya. Jika pernah berjanji, tak ada alasan bagi dia untuk mengingkari janji dalam keadaan apa pun!
”Karena kekerasan hatimulah Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.” Di mata Yesus akar perceraian adalah kekerasan hati.
Kita dipanggil untuk hidup seperti garam. Dan lebih spesifik Yesus menekankan bahwa kita dipanggil untuk hidup rukun satu sama lain.
Kita dipanggil untuk melihat dengan mata Allah. Melihat sebagaimana Allah melihat.
Kaki kita selain bisa mendukung perbuatan baik kita, juga bisa membuat kita berdosa. Karena itu, kita perlu berhati-hati dalam menggunakannya.
Tangan kita bisa membuat kita berdosa. Karena itu, kita perlu berhati-hati dalam menggunakannya.
Hati-hati dalam mengajar. Jangan gegabah sehingga orang yang terbatas pengetahuan imannya, malah tak lagi percaya kepada Allah.
”Demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu” (Yes. 62:5). Betapa indahnya kalimat tersebut—terkesan mustahil. Umat yang dikenal keras kepala itu ternyata bisa menyukakan hati Allah. Nubuat itu merujuk kondisi Israel pascapembuangan. Mulanya, Yesaya bernubuat mengenai hukuman buang karena Israel telah mendukakan Read more…
Setiap Kristen—sebagai anggota keluarga Allah—dipanggil untuk memenuhi kebutuhan primer setiap utusan Kristus.