Pagi-pagi Benar

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 1 Oktober 2023 | Yos. 3:1-6

”Pagi-pagi benar Yosua dan semua orang Israel berangkat dari Sitim. Mereka sampai di Sungai Yordan dan bermalam di sana sebelum menyeberang. Tiga hari kemudian para pengatur pasukan berkeliling di seluruh perkemahan, dan memberi perintah kepada bangsa itu demikian, ’Pada saat kamu melihat Tabut Perjanjian TUHAN, Allahmu, diangkat para imam, orang-orang Lewi itu, kamu juga harus berangkat dari tempatmu dan mengikutinya, supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui sebelumnya. Hanya saja, harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjang antara kamu dan tabut itu dan jangan kamu mendekatinya.’ Yosua berkata kepada bangsa itu, ’Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan ajaib di antara kamu.’ Yosua berkata kepada para imam demikian, ’Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.’ Lalu mereka mengangkat Tabut Perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu.’”

Keterangan waktu ”pagi-pagi benar” menyiratkan bahwa apa yang Yosua dan umat Israel lakukan merupakan prioritas. Untuk berangkat pagi-pagi benar, tentulah mereka harus tidur lebih awal. Cepat tidur pada malam hari agar dapat bangun cepat pada pagi hari. Sekali lagi ini merupakan hal yang penting dalam hidup mereka. Dan tidak boleh berlambat-lambat.

Pertanyaannya, mengapa harus pagi-pagi benar. Tentu tak mudah bagi rombongan besar itu berjalan di malam hari. Berjalan pagi-pagi benar mungkin dilakukan agar mereka sampai di tujuan sebelum malam datang. Sekali lagi, terlalu berbahaya berjalan di malam hari.

Menarik disimak, mereka tidak langsung menyeberangi Sungai Yordan. Mereka malah berkemah di sana selama tiga hari. Dan selama tiga hari itu, Yosua dan pengatur pasukan mengadakan koordinasi. Semua itu dimaksudkan agar seluruh bangsa itu memiliki tujuan yang satu dan sama. Sekaligus juga menguatkan bangsa itu untuk tetap taat terhadap perintah.

Perintahnya sederhana: mereka harus berjalan mengikuti Tabut Perjanjian itu. Mereka dilarang melakukan improvisasi. Bagaimanapun jalan yang akan mereka lalui bukanlah jalan yang pernah mereka tapaki. Satu komando akan memastikan tidak ada yang tersesat. Sekali lagi, kesatuan umat itulah yang terpenting di mata Allah.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

https://spotify.link/06W7HmsbwDb

Foto: Unsplash/Ravi S.