Paskah: Allah Hadir
Kematian Yesus bukanlah akhir kisah. Kematian Yesus memberikan kisah baru. Setidaknya ada dua pribadi yang mengalami hidup baru. Yang satu di firdaus, yang lain di masih di bumi. Dan keduanya adalah penjahat.
Dua Penjahat
Perhatikan kata-kata Yesus kepada seorang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia: ”Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk. 23:43). Kita tidak pernah tahu siapa nama penjahat itu. Akan Tetapi, Yesus Orang Nazaret berjanji kepadanya: ”Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Pribadi kedua, yang sungguh diselamatkan hidupnya, adalah Barabas. Menarik disimak namanya berarti ”anak bapak”. Nama lengkapnya adalah Yesus Barabas.
Sekali lagi, Barabas berarti ”anak bapak”. Bisa jadi dia adalah anak kesayangan bapaknya. Dan sebagaimana anak kesayangan, orang tua biasanya memenuhi apa yang diinginkannya. Dia senantiasa mendapatkan apa yang dia mau. Dan ketika tidak mendapatkannya, dia biasa menggunakan kekerasan. Dan penjara adalah muaranya.
Mari kita bayangkan, bagaimana perasaan Barabas pada Hari Jumat itu, saat Pilatus menyandingkannya dengan Yesus Orang Nazaret. Barabas, penjahat itu, artinya anak bapak, sedangkan Yesus orang Nazaret ditangkap karena menganggap Allah adalah Bapa-Nya. Dan massa memilih Barabas. Ketika massa memilih Barabas, dia menjadi orang pertama yang merasakan penyelamatan Allah.
Dan itulah yang dirancangkan Bapa Surgawi sejak awalnya. Bapa Ilahi merelakan kematian Anak-Nya, agar semakin banyak anak-Nya yang merasakan penyelamatan Allah itu. Itulah kisah Jumat Agung.
Paskah
Peristiwa Paskah memperlihatkan kepada kita betapa Yesus yang bangkit itu, tidak bangkit untuk diri-Nya sendiri. Namun, Ia juga membangkitkan anak-anak Bapa lainnya.
Paskah memperlihatkan dengan jelas bahwa Allah menjumpai manusia. Yesus tidak sekadar terlihat oleh para murid-Nya, tetapi Ia bersama dengan manusia. Ia hadir bersama dengan manusia dalam keberadaan-Nya yang khas.
Perhatikan: Yesus agaknya nggak rela ada dua anak bapak yang sedang berjalan muram menuju Emaus. Yesus berupaya menyapa mereka, mengajar mereka, toh mereka belum sadar juga.
Apa artinya ini? Yesus, Sang Guru, sabar terhadap mereka. Ia tidak pernah frustasi terhadap anak-anak Bapa lainnya. Dan ketika mereka menyadari keberadaan Sang Guru, Yesus yang bangkit pun menghilang dari pandangan mereka. Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: ”Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (Luk. 24:32)
Dan hati yang berkobar-kobar itu menjadi lebih berkobar lagi untuk memberitahukan peristiwa kebangkitan itu kepada para murid di Yerusalem.
Dan di Yerusalem, Yesus tidak membiarkan hanya mereka berdua yang menjadi saksi kebangkitan-Nya. Yesus sendiri menjumpai para murid yang sedang berkumpul. Dia tidak sekadar terlihat, tetapi berkata, ”Damai sejahtera bagi kamu!”
Yesus memberikan damai-Nya kepada para murid. Tak sekadar berbicara, Yesus makan bersama mereka, Yesus mengajar mereka, dan Yesus membuka pikiran mereka.
Sayalah Buktinya!
Hingga hari ini Yesus hadir. Jika Saudara tidak merasakan kehadiran-Nya, mintalah kepekaan dari-Nya agar kita mampu merasakan kehadiran-Nya. Dan itulah yang biasa kita rayakan dalam sakramen perjamuan. Yesus hadir bersama kita. Ia—tulis Uskup Camara—”menyertai kita baik di kala suka, apa lagi di kala duka”.
Dan ketika Tuhan hadir, marilah kita juga hadir bagi orang lain. Katakan kepada mereka, ”Tuhan sudah bangkit!” Kalau mereka bertanya, ”Apa buktinya.” Jawablah dengan tulus: ”Sayalah buktinya!”
Yoel M. Indrasmoro
Foto: Istimewa