Pelayan Kristus

Sabda-Mu Abadi | 30 April 2023 | Rm. 15:14-16
”Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati. Namun,dengan agak berani di sana sini aku telah menulis kepada kamu untuk mengingatkan kamu, karena anugerah yang telah diberikan Allah kepadaku untuk menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa lain sebagai imam dalam pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa lain dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.”
Di mata Paulus warga jemaat di Roma sungguh unggulan. Mereka penuh dengan kebaikan dan memiliki pengetahuan iman yang mumpuni. Dengan kata lain, pengetahuan iman itu tidak sekadar pengetahuan, tetapi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang orang kesulitan menerapkan imannya dalam praktik hidup. Atau, yang lebih fatal—dan itu sering terjadi—imannya berbanding terbalik dengan perbuatannya.
Tak hanya itu, mereka juga sanggup saling menasihati. Artinya, mereka tidak hanya mau memberi nasihat, tetapi juga mau menerima nasihat. Berkait dengan nasihat memang banyak orang yang lebih suka menasihati ketimbang dinasihati. Itulah yang membuat hidupnya menjadi tidak seimbang.
Terlalu banyak memberi nasihat sejatinya bisa membuat hati seseorang kosong. Makin melompong ketika dia menyadari tak banyak orang yang menyukainya. Yang akhirnya membuat dia menjadi kesepian. Nasihat orang lain bisa menjadi membuat hati kita ramai. Dan yang harus disyukuri, masih ada orang yang berkenan memberi kita nasihat.
Meskipun begitu, Paulus mengajak mereka untuk menjadi pelayan Kristus bagi bangsa-bangsa lain. Ajakan yang cukup strategis karena Roma—ibu kota kekaisaran Romawi—tempat berkumpulnya orang dari segala bangsa. Caranya? Mengabarkan Injil: tak hanya dengan kata, tetapi juga dengan karya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Koen Verburg