Pembelaan Musa (2)
Sabda-Mu Abadi | 18 September 2024 | Kel. 32:30-35
”Keesokan harinya Musa berkata kepada bangsa itu, ’Kamu telah berbuat dosa besar! Sekarang aku akan naik menghadap TUHAN. Barangkali aku dapat mengadakan pendamaian bagi dosamu itu.’ Lalu Musa kembali Musa menghadap TUHAN dan berkata, ’Kumohon Tuhan! Bangsa ini telah berbuat dosa besar dengan membuat ilah dari emas bagi dirinya. Tetapi, sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka. Jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.” Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, ’Siapa yang berdosa terhadap Aku, namanya akan Kuhapuskan dari kitab-Ku. Pergilah sekarang dan pimpinlah bangsa itu ke tempat yang telah Kuberitahukan kepadamu. Malaikat-Ku akan berjalan di depanmu. Tetapi, pada hari pembalasan-Ku dosa mereka akan Kubalaskan mereka’” (Kel. 32:30-34).
Musa merasa bertanggung jawab atas sepak terjang umat Israel. Ia tahu, Allah memanggil dirinya untuk memimpin Israel. Dan karena itu, Musa memohon Allah mengampuni orang-orang yang dipimpinnya. Bahkan, ia sudi namanya dihapuskan dari buku orang-orang hidup.
Apa yang dilakukan Musa perlu diteladan seluruh pemimpin di dunia. Pemimpin sejati tak pernah cuci tangan atau lepas tangan. Ia akan mati-matian membela anak buahnya. Sebab, ia adalah seorang pemimpin. Ia harus bertanggung jawab penuh atas nasib orang-orang yang dipimpinnya.
Lagi pula, apa artinya pemimpin tanpa orang-orang yang dipimpinnya? Masih layakkah disebut pemimpin?
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: