Penebusan
Sabda-Mu Abadi | 28 September 2024 | Kel. 34:18-20
”Hari Raya Roti Tidak Beragi harus kaurayakan. Seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu, selama tujuh hari engkau harus makan roti tidak beragi pada waktu yang ditetapkan pada bulan Abib, sebab pada bulan itulah engkau keluar dari Mesir. Semua yang lahir pertama dari kandungan adalah milik-Ku, juga yang Jantan dari semua ternakmu, yang lahir pertama dari lembu atau domba. Tetapi, setiap anak keledai yang lahir pertama harus kautebus dengan seekor domba; jika engkau tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya. Setiap anak sulung di antara anak-anakmu laki-laki harus kautebus. Janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa.”
Konsep penebusan tidaklah muncul dari ruang hampa. Bermula saat Allah membunuh semua anak sulung dari manusia maupun ternak di Tanah Mesir. Penebusanlah yang memungkinkan anak sulung manusia dan ternak bangsa Israel tetap hidup.
Allah memerintahkan Israel untuk terus memelihara konsep tersebut selama mereka dalam pengembaraan di padang gurun, juga di Tanah Perjanjian.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Setiap anak laki-laki yang sulung dan binatang jantan yang pertama lahir adalah milik-Ku, tetapi kamu harus menebus anak keledai yang pertama lahir dengan mempersembahkan seekor anak domba untuk gantinya. Kalau kamu tak mau menebusnya, leher keledai itu harus kamu patahkan. Setiap anakmu laki-laki yang sulung harus kamu tebus.” Konsepnya sederhana: milik Allah mesti dipersembahkan kepada Allah. Oleh karena itu, perlu ditebus. Tanpa penebusan tidak ada kehidupan.
Sesungguhnya itu jugalah yang dilakukan Yesus Orang Nazaret di atas kayu salib. Ia menebus manusia.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: