Peraturan Tentang Berhala

Sabda-Mu Abadi | 17 Juli 2024 | Kel. 20:22-23
”Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, ’Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: Kamu sendiri telah menyaksikan bahwa Aku berbicara dengan kamu dari langit. Jangan kamu membuat di samping-Ku ilah dari perak, juga ilah dari emas jangan kamu buat bagimu.’”
Menarik disimak bagaimana Allah merasa perlu memberi catatan berkait peraturan tentang berhala. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Kamu telah melihat bagaimana Aku, TUHAN, berbicara kepadamu dari langit.” Bisa jadi dengan cara begini, Allah hendak menyatakan bahwa persoalan berhala merupakan hal serius di mata-Nya. Sehingga Allah, melalui Musa, merasa berkepentingan untuk mengingatkan peristiwa turunnya Sepuluh Firman di Gunung Sinai.
Bangsa Israel sendiri sangat ketakutan dan memohon kepada Allah agar tak lagi berbicara langsung dengan mereka. Mendengarkan suara Allah saja mereka sudah ketakutan, apalagi merasakan murka Allah. Dengan kata lain, Allah sungguh-sungguh menyayangi umat-Nya.
Pembuatan dan penyembahan berhala menjadi krusial karena tindakan itu berkait erat dengan esensi dari hubungan antara Allah dan umat-Nya. Perbuatan itu sama halnya dengan tidak mengakui Allah yang telah menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir. Padahal, dalam mukadimah Sepuluh Firman Allah bersabda, ”Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.”
Ketika Allah membebaskan Israel dari Mesir pada saat itu juga Israel menjadi milik Allah dan hanya untuk Allah. Nah, ketika Israel membuat berhala dan menyembahnya, mereka telah menjadikan diri mereka tidak hanya untuk Allah saja, tetapi juga untuk berhala itu. Dan pada saat itu juga terlihat jelas bahwa umat Israel telah mendua hati.
Allah jelas menginginkan bahwa hubungan antara Dia dan umat-Nya itu eksklusif—tidak ada pihak ketiga. Dan karena itu, menjadi tindakan logis dan suatu keniscayaan jika umat Israel hanya memfokuskan dirinya hanya untuk Allah. Inilah juga yang perlu kita terus ingatkan kepada generasi muda kita!
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media