Pertanggungjawaban
Sabda-Mu Abadi | 20 April 2023 | Rm. 14:5-12
”Sebab, tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab, jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi, baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup” (Rm. 14:7-9).
Ada tiga sebab yang menjadi alasan Paulus di sini. Berkait persoalan ”bolehkah makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala” dan ”apakah hari-hari tertentu punya kuasa”, Paulus menyatakan bahwa setiap Kristen tidak boleh merasa benar sendiri dan menganggap orang lain pasti salah. Setiap orang sedang dalam proses pertumbuhan iman. Dan itu harus dihargai.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Orang yang mementingkan hari-hari tertentu, orang itu berbuat begitu untuk menghormati Tuhan. Orang yang makan segala-galanya, berbuat begitu untuk menghormati Tuhan, karena ia bersyukur kepada Allah atas makanan itu. Begitu juga dengan orang yang makan hanya makanan tertentu saja; orang itu juga menghormati Tuhan dan bersyukur kepada Allah” (Rm. 14:6).
Yang penting, setiap orang yakin dengan pendapatnya sendiri, artinya tidak ikut-ikutan dan akhirnya bimbang. Dengan lain perkataan, setiap orang punya alasan. Dan Allah pasti menghargai alasan itu seturut tingkat pertumbuhan imannya.
Sang Rasul dari Tarsus menekankan bahwa yang sungguh-sungguh penting adalah setiap orang melakukannya untuk Tuhan. Dan akhirnya dia menutup bagian ini dengan kesimpulan pada ayat 12: ”Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah.” Ya inilah muaranya: pertanggungjawaban. Sebab, manusia telah diberikan kehendak bebas oleh Allah dalam dirinya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Daniel Joshua